☁
Taeyong yang semula sedang asyik memakai masker sembari menyeruput jus jeruk dari lemari es hotel tersedak kala membaca pesan teks dari Asa. Bisa-bisanya setan-setan kecil itu berulah lagi???
Pening melanda kala pintunya diketuk pelan, lalu terdengar suara baritone milik bosnya yang semacam bertanya 'Taeyong, kamu udah tidur?'
Tungkai jenjangnya melangkah pelan, menyingkirkan sheetmask yang masih menempel di wajah dan bergegas membuka pintu. Dapat ia temukan wajah lelah Jaehyun, lantas mengapa pria itu justru melenggang ke kamarnya?
“Ngantuk, bos. Ngapain ke kamar saya?”
Jaehyun yang dasarnya tidak mau tahu itu menerobos masuk kamar Taeyong, “firasat saya ngga enak, kayanya anak-anak lagi ngeboong tapi ngga tau apa,” netranya menatap sekeliling kamar, kemudian menatap Taeyong yang masih bengong tepat di matanya. “Kamu dapet laporan dari mereka, barangkali?”
Kebiasaan Taeyong kalau sedang gugup dan ingin berbohong itu pasti menggigiti ujung kukunya, atau menjentikkan jempol dengan ujung telunjuknya. Dan tentu, tentu itu semua tak luput dari perhatian Jaehyun.
“Apa lagi, Taeyong? Jeno jatuh dari motor?” desah Jaehyun malas, menyeruput segelas jus jeruk di atas meja. Jus jerukku!!, seru Taeyong dalam hati, kecewa.
“Hmmm iya bos, disuruh ngeboong tapi saya emang ngga jago,” lelaki cantik itu meringis pelan, merasa malu sekaligus bersalah.
“Ya, ngga papa. Besok aja tetep pulangnya. Sekarang istirahat aja. Maaf ya saya malah mengganggu. Cuma mastiin sih, firasat saya bener,” Jaehyun menyunggingkan senyum dengan lesung pipi yang lagi-lagi membuat perut Taeyong geli.
Jaehyun yang kini sudah berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamarnya membalikkan badan, “oh, iya, Taeyong?”
“Ya, bos?” Taeyong menjawab setelah membersihkan ujung tenggorokannya. Dewi batinnya yang kurang ajar menggeliat senang melihat Jaehyun malam ini sebelum ia tertidur.
“It feels really nice, talking to you like this. I hope we can do it more often,” senyumnya masih terbayang jelas di benak Taeyong meski sosoknya sudah hilang digantikan pintu yang tertutup.
Taeyong sampai harus menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk mengenyahkan bayangan bosnya itu. Dia kepala persekutuan setan, Taeyong. Jangan jatuh! Dia bos kamu.