“Eric dari kemaren tuh, diemin aku, yang,” ujar Jaehyun memecah suara di penjuru dapur milik Taeyong.

“Bukannya Eric emang anaknya lebih well behaved gitu?”

Kedua tangan Taeyong memang sibuk mengolah pasta porsi besar untuk setan-setan kecil kesayangannya, namun ia juga menaruh atensi pada sang kekasih yang kini tampak lesu di sofa ruang tengah apartemennya.

He used to be a cheerful boy, sampe akhirnya dia punya adek dan ngerasa kalo tanggung jawab dia besar,” jemari Jaehyun mencuri secuil keju yang kemudian ditepuk pelan oleh Taeyong, “yaa, kamu paham kan yang? Dia punya adek means dia kehilangan maminya.”

Taeyong selalu memberi atensi lebih pada Eric sedari dulu, apalagi semenjak ia mengeluarkan bogem mentah untuk teman satu sekolahnya. Dan pria cantik itu juga bukan orang dungu yang tak mengerti kalau Eric masih membuat tembok pembatas antara dirinya dengan Taeyong, membuatnya kadang merasa sedih dan kasihan. “It must be so hard for him, though,” tangannya yang cantik dengan cekatan mengangkat pasta yang sudah al dente itu, “emang berantem kenapa sih kemaren?” lanjutnya sembari mengarahkan pandangan ke arah duda beranak tiga yang kini asyik mencomot tomat cherry di pantry.

“Dia minta tinggal di apartemen. Bukannya aku nggak mampu, yang. Cuma aku gamau makin jauh sama anakku sendiri. Anaknya marah, katanya aku selalu over protektif sama dia. I just....I can't help it. Aku kadang juga nggak sadar gitu kalo dia selalu jadi yang aku prioritasin. Jeno maupun Asa juga nggak ada yang protes, cuma kadang Eric nganggep aku lebay dan nggak sayang sama dia,” ah, rupanya Eric ini anak kesayangan papi,I feel so sad. I wanna hug him tight but sometimes I feel like he's going to slip through my fingers.

Setelah Taeyong mematikan kompor dan menunggu pastanya agar dingin, ia berbalik untuk menemui raut lelakinya yang kusut. Diusapnya pelan pipi kemerahan yang makin menggemaskan di bawah sorot hangat lampu dapur, “kamu sama Eric cuma butuh komunikasi. Kalian gengsinya sama-sama tinggi, tapi sama-sama pemalu, nggak kayak kamu sama Asa. Ngobrol, ya? Kasih tau anaknya kalo dia kesayangan papinya, hm?”

Jaehyun lantas menarik Taeyong dalam pelukan hangat, sehangat kue jahe yang biasa dihidangkan kala musim penghujan. “Ayo cepet nikah. Minggu depan mau?”

Jangan salahkan Jaehyun yang kecanduan pipi memerah Taeyong disertai cubitan maut di permukaan perutnya yang keras, “bercanda mulu ih!”