☁
Suasana apartemen Taeyong kali ini tampak berbeda. Nyatanya, kehadiran sosok Jaehyun membawa atmosfer aneh yang Taeyong sendiri sulit untuk mengungkapkannya. Beda aja... kayak.... aneh, batinnya.
Jaehyun yang sudah melepas jasnya sedari mereka berbelanja kini terduduk di depan meja pantry, mengamati Taeyong yang dengan cekatan mengolah bahan-bahan yang sudah ia beli tadi. Karena melihat deretan bentuk pasta yang menggiurkan, ia akhirnya mengubah menu makan siang kali ini.
“Saya udah lama banget ngga liat orang masak,” celetuk Jaehyun mengisi obrolan ringan di antara keduanya. Taeyong hanya menelengkan kepala, bingung harus memberi reaksi yang bagaimana.
“Mantan istri saya ngga bisa masak, jadi yaaa begitu,” imbuh Jaehyun.
Taeyong membulatkan bibir paham, ternyata bosnya itu kagum sama orang yang bisa memasak, pikirnya.
Sembari menggulung lengan blousenya, Taeyong menimpali, “saya kepepet aja sih, Bos. Tapi lama-lama jadi suka, soalnya sering dibilang enak.”
Taeyong jadi teringat bahwa anak-anak Jaehyun juga menyukai pie susu yang sengaja ia bawa tempo hari. Ah, senangnya.
“Asa, kan, dari lahir belum pernah ketemu maminya. Yaa cuma pas bayi merah aja. Jadi imajinasi dia itu semua ibu rumah tangga masakannya enak, jadilah kalo ada yang deketin saya dan ngga bisa masak, di-bash habis-habisan,” kekeh Jaehyun mengingat anaknya yang paling kecil.
Taeyong yang sudah menyiapkan piring untuk plating tiba-tiba menyadari sesuatu. Jaehyun selalu menjadi dirinya sendiri, versi yang paling rapuh dan mudah digapai hanya ketika mereka bersama. Entah mengapa ia sedikit merasa, spesial? Mungkin.
Untuk ukuran seorang bos dan atasan, hubungan mereka sangat sehat. Jauh dari kata tidak rukun.
“Nah, lunch is ready! Bos duduk di meja makan aja biar saya yang bawa,” lantas piring-piring cantik di tangan Taeyong itu disahut oleh Jaehyun sembari melenggang ke meja makan yang hanya berjarak beberapa langkah dari pantry dengan kursi tinggi ala bar itu.
“The thing is this is a super-duper late lunch but I'm so excited to try your other masterpiece again, Taeyong. Thank you for the food,” Jaehyun menengadahkan tangan dan berdoa, dengan lesung pipi yang nyatanya memanja mata.
Pria itu memakan pasta vodka yang dibuat oleh Taeyong dengan lahap, diperlakukan seperti itu membuat Taeyong lupa kalau ia sepagian tadi ditinggalkan di dalam mobil dan hanya diberi selimut.
“Oh, iya, Bos. Eric minta ganti jadwal untuk renang, dia mau skateboarding aja, katanya,” ujar Taeyong setelah menyuapkan sesendok pasta ke dalam mulutnya.
Dan siapa yang menyangka kalau mereka begitu terlalu larut dalam obrolan mengenai anak-anak, sampai-sampai keduanya lupa waktu untuk kembali ke kantor. Lagipula, Jaehyun bosnya.