naked
[chapter ini berisi flash back mengenai apa-apa yang terjadi saat Taeyong setengah mabuk]
[chapter ini berisi flash back mengenai apa-apa yang terjadi saat Taeyong setengah mabuk]
“Jae? Udah lama lo?”
Jaehyun membuyarkan atensinya dari sosok Taeyong yang kini tengah asyik berdansa bersama temannya. Jelas keduanya cukup dekat bila dilihat dari gestur mereka berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain.
Nyawa Jeno sudah setengah melayang di pulau kapuk dengan tangan yang masih memegang remot. Tadinya ia menonton pertandingan antara Lakers entah dengan siapa, namun sekarang nampaknya ia ganti ditonton oleh televisinya.
Sudah beberapa menit terlewati kala hening melanda ruangan vvip di mana Jeno dirawat. Hanya terdengar hembusan air diffuser yang menyemburkan aroma menenangkan, serta sesekali terdengar suara denting notifikasi pesan yang masuk bertubi-tubi.
“Iya, gue make. Please keep it for yourself, ya, Jib?”
Taeyong yang semula sedang asyik memakai masker sembari menyeruput jus jeruk dari lemari es hotel tersedak kala membaca pesan teks dari Asa. Bisa-bisanya setan-setan kecil itu berulah lagi???
Sehabis les matematika yang memang dijalani secara rutin tiga kali seminggu, Jeno mutusin buat ngajak pacarnya jalan. Pria cantik yang bernama Jaemin itu sudah rewel sejak beberapa hari yang lalu, pengen beli hoodie baru, katanya.
Suasana apartemen Taeyong kali ini tampak berbeda. Nyatanya, kehadiran sosok Jaehyun membawa atmosfer aneh yang Taeyong sendiri sulit untuk mengungkapkannya. Beda aja... kayak.... aneh, batinnya.
Pukul satu dini hari kala Taeyong menunggu sosok Jaehyun di pesisir pantai. Ia tahu, harusnya tak usah ditunggu. Namun ia takut dinilai tak sopan. Lagipula, kalau bosnya kesini, ia jadi tak menderita sendirian.
Aku ingin membuat dunia yang berisi hal-hal indah, dengan kamu sebagai pusatnya.